Jumat, 13 Juli 2012

Orang kafir mengakui Tauhid Rububiyyah?

 
  
Asslamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh,

Pertanyaan:
1.      Apakah benar, orang musyrik itu bertauhid rububiyyah? Orang-orang filsafat mengatakan bahwa secara logika “orang kafir itu tak bertauhid sama sekali”. Orang musyrik yang bertauhid rububiyyah itu pada  zaman kini atau zaman dulu?
2.      Apa dalil-dalil adanya azab kubur ? dan yang disiksa itu ruh sekaligus jasad kan?
3.      Dalil tentang turunnya keluarnya dajjal dan nabi isa itu mutawatir?
4.      Waktu tadabur Qur’an, saya pernah membaca “tentang adanya malaikat yang diutus oleh Allah untuk membisiki/mengajarkan kebenaran <hati nurani> kepada manusia” , bagaimana tanggapan ustadz?

Jawaban

1.       Tauhid Rububiyah,
Jenis tauhid ini diakui semua orang. Tidak ada umat mana pun yang menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah  difitrahkan untuk mengakuiNya, melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lainNya. Sebagaimana perkataan para rasul yang difirmankan Allah ,

Berkata rasul-rasul mereka, 'Apakah ada keragu-raguan terha-dap Allah, Pencipta langit dan bumi?' " (Ibrahim: 10).

Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah Fir'aun. Namun demikian di hatinya masih tetap meyakini-Nya. Seba­gaimana perkataan Musa  kepadanya,

"Musa menjawab, 'Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata: dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir`aun, seorang yang akan binasa'." (Al-Isra': 102).

Ia juga menceritakan tentang Fir'aun dan kaumnya,

"Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesom-bongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya." (An-Naml: 14).

Begitu pula orang-orang yang mengingkarinya di zaman ini, seperti komunis. Mereka hanya menampakkan keingkaran karena kesombongannya. Akan tetapi pada hakikatnya, secara diam-diam batin mereka meyakini bahwa tidak ada satu makh-luk pun yang ada tanpa Pencipta, dan tidak ada satu benda pun kecuali ada yang membuatnya, dan tidak ada pengaruh apa pun kecuali pasti ada yang mempengaruhinya. Firman Allah,

"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)." (Ath-Thur: 35-36).

Perhatikanlah alam semesta ini, baik yang di atas maupun yang di bawah dengan segala bagian-bagiannya, anda pasti mendapati semua itu menunjukkan kepada Pembuat, Pencipta dan Pemiliknya. Maka mengingkari dalam akal dan hati ter-hadap pencipta semua itu, sama halnya mengingkari ilmu itu sendiri dan mencampakkannya, keduanya tidak berbeda.

Adapun pengingkaran adanya Tuhan oleh orang-orang komunis saat ini hanyalah karena kesombongan dan penolak-an terhadap hasil renungan dan pemikiran akal sehat. Siapa yang seperti ini sifatnya maka dia telah membuang akalnya dan me-ngajak orang lain untuk menertawakan dirinya.

Jadi orang yang mengatakan bahwa orang musyrik tdk memiliki tauhid Rububiyah tdak benar, justru mereka memiliki jenis tauhid ini, berdasarkan dalil-dalil di atas. Baik orang-orang musyrik dahulu atau zaman sekarang. Dan secara logika dapat dibenarkan, manakalah sebagaimana penjelasan di atas.

Hanya saja orang-orang Musyrik zaman dahulu tauhid Rububiyahnya lebih kuat daripada orang-orang musyrik zaman sekarang, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

"Katakanlah, 'Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kamu tidak ber­takwa?' Katakanlah, 'Siapakah yang di tanganNya berada keku-asaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi ti­dak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)Nya, jika kamu menge-tahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakan-lah, '(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu di­tipu?' " (Al-Mu'minun: 86-89).

Dan firman Allah Ta’ala,
Katakanlah:"Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan" Maka mereka menjawab:"Allah". Maka katakanlah:"Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?" (QS. 10:31)

Berbeda dengan orang-orang musyrik zaman sekarang, justru mereka lebih mempercayai tuhan-tuhan mereka <akal dan tokoh-tokoh mereka> selain Allah Ta’ala karena kesombongan mereka, padahal secata fitrah mereka mengakuinya.

Namun demkian, pada hakekatnya baik orang-orang musyrik dahulu dan zaman sekarang sama-saja. Tauhid Rububiyah yang mereka miliki tdk berguna-guna apa-apa bagi mereka. Karena mereka menafikan [meniadakan] tauhid Uluhiyah.

2.      Tentang beriman kepada adzab Kubur,
 Berdasarkan khabar dari rasulullah Shallallaahu ‘alahi wa sallam telah sampai secara mutawatir tentang adanya pertanyaan dua malaikat, nikmat kubur dan adzabnya. Karena itu mengimaninya adalah wajib.

Nikmat dan siksa tersebut adalah berlaku untuk ruh dan jasad sesuai dengan hubungan ruh terhadap jasad dalam kehi-dupan barzakhiyah dan hubungan ini berbeda dengan hubungan ruh terhadap jasad ketika ada dalam kehidupan dunia. Jadi hukum-hukum kehidupan barzakh ini berlaku untuk ruh, sedang-kan jasad mengikutinya, berbeda dengan kehidupan dunia.
Ber-dasarkan hal ini dapat dipahami bahwa nikmat dan adzab kubur berlaku bagi orang yang berhak menerimanya, baik itu dikubur maupun tidak, dimakan binatang buas atau terbakar hingga men-jadi abu atau tenggelam di laut ataupun yang lainnya. Sedang dalil-dalil untuk itu sangatlah banyak, antara lain:
a) Firman Allah ,
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim: 27).
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari al-Bara' Ibn 'Azib dari Nabi a, beliau bersabda tentang ayat di atas:
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh," Ayat ini turun menjelaskan tentang adzab kubur; maka ditanyakan kepadanya, 'Siapakah Rabbmu?' Dia men-jawab, 'Rabb saya adalah Allah, dan nabi saya adalah Muhammad a Maka itulah (makna) firman Allah, 'Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat'." (HR. Muslim IV/2201).
Jadi penafsiran ayat oleh hadits tersebut menunjukkan ada-nya pertanyaan di dalam kubur. Hal ini dijelaskan oleh dalil-dalil berikutnya.
b) Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia berkata, Nabi Allah  ber-sabda,
إ"Sesungguhnya seorang hamba jika telah diletakkan di dalam ku-burnya dan ditinggal pergi oleh pengantarnya, sesungguhnya dia itu mendengar suara ketukan sandalnya'. Beliau bersabda, 'Datang kepadanya dua malaikat, lalu mereka mendudukkannya dan menanyainya, 'Apa yang engkau katakan tentang orang ini?' Beliau bersabda, 'Adapun orang mukmin maka dia akan menjawab, 'Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan ra-sulNya.' Beliau bersabda, 'Maka dikatakan kepadanya, 'Lihatlah tempat dudukmu dari neraka, Allah telah menggantinya untukmu tempat duduk dari surga.' Nabi Allah bersabda, 'Maka ia melihat keduanya.' Qatadah berkata, 'Diberitakan kepada kami bahwa di dalam kuburnya akan diperluas untuknya 70 hasta dan dipenuhi atasnya kenikmatan yang segar sampai pada hari mereka dibang-kitkan." (HR. Muslim IV/2200, lihat Shahih al-Bukhari II/ 123).
c) Imam al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas , ia berkata,
"Rasulullah a berjalan melewati dua kuburan, maka beliau ber-sabda, 'Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan tidaklah me-reka disiksa karena perkara besar,' kemudian beliau bersabda, 'Benar, adapun yang satu maka ia telah melakukan adu domba, adapun yang lainnya karena dia tidak beristitar  dari kencingnya.' Ibnu Abbas berkata, 'Kemudian beliau mengambil batang kayu segar dan dibelah menjadi dua, kemudian menancapkan masing-masing di atas kuburan tadi kemudian bersabda, 'Mudah-mudahan keduanya diringankan (adzabnya) selama (dua batang kayu tadi) ti-dak kering'." (HR. al-Bukhari II/134).
d) Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah y, ia berkata, "Rasulullah a berdoa,
ا
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab kubur, dari adzab neraka, dan dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal." (HR. al-Bukhari II/24, dan lihat Muslim IV/ 2200).
Dalil-dalil ini dan yang semisalnya menunjukkan, orang yang mati akan diuji di dalam kuburnya, maka barangsiapa yang dite-tapkan imannya oleh Allah q dan menjawab dengan benar maka diluaskan baginya di dalam kuburnya serta diberi sebagian dari kenikmatan akhirat. Dan siapa yang menyimpang dari kebenaran dan sesat di dalam hidupnya, maka dia tidak akan bisa menjawab dengan benar pertanyaan kedua malaikat tersebut, sehingga ia dipukuli dengan palu dari besi dan dijepit di dalam kuburnya serta menerima siksaan sesuai dengan dosa-dosanya sampai da-tang Hari Kiamat atau sampai pada waktu tertentu (terbatas).
Jadi adzab kubur itu ada dua macam:
Pertama: Terus menerus sampai Hari Kiamat yaitu untuk orang kafir dan munafik dan sebagian ahli maksiat, seperti pemberitaan Allah  tentang keluarga Fir'aun:

"Kepada mereka ditampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat dikatakan kepada malaikat, 'Masuk-kanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras'." (Ghafir: 46).
Kedua: Sementara, berlaku untuk waktu yang terbatas kemudian berhenti. Yaitu siksaan untuk sebagian ahli maksiat yang ringan kejahatannya. Ia disiksa sesuai dengan kejahatannya kemudian diringankan siksaan atasnya atau dihentikan sama sekali karena maksiatnya tidak berhak menerima adzab kecuali sebatas itu, atau karena adanya sebagian yang bisa melebur dosa sesudah kema-tiannya seperti doa anaknya yang shalih atau sedekah jariyah yang ditinggalkannya di dunia atau ilmunya yang dimanfaatkan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Jadi dengan demikian, adzab kubur  hakekatnya addalah ada dan bukan hanya sekedar gambaran dan kiasan belaka. Maka dengan demikian setiap muslim wajib mengimaninya.

3..Adapun tanda-tanda hari Kiamat diantaranya, ada shugra (kecil) dan ada yang besar (kubra). Adapun diantara tanda yg kubra (besar) adalah,
1. Keluarnya Dajjal.
Rasulullah  telah memberitahukan kemunculannya dengan hadits yang banyak jumlahnya sehingga mencapai mutawatir. Para nabi  telah memperingatkan umat dan kaumnya daripadanya. Sedangkan Rasulullah  me-nyebutnya sebagai fitnah terbesar yang terjadi semenjak pen-ciptaan Nabi Adam  hingga Hari Kiamat. Dan di antara doa beliau adalah meminta perlindunganNya dari fitnah Dajjal dan memerintahkan umatnya untuk berdoa seperti itu.
Di antara hadits-hadits yang memperingatkan darinya ialah apa yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik , bahwasanya Rasulullah a bersabda,
"Tidak ada seorang nabi pun yang diutus melainkan ia memper-ingatkan umatnya dari yang buta sebelah dan pendusta. Ingatlah, dia itu buta sebelah matanya. Dan sesungguhnya Rabbmu (Allah) tidak buta sebelah mataNya. Dan di antara kedua matanya tertulis 'kafir'." (HR. al-Bukhari IX/75-76, lihat Muslim IV/2248).
2. Turunnya Nabi Isa  di atas menara putih di sebelah timur Damaskus, kemudian beliau membunuh Dajjal dan meng-ajak kepada Islam serta memberlakukan hukum Islam, menghan-curkan salib, membunuh babi dan menghapuskan jizyah (pajak, bea cukai).
Dalil-dalil tentang hal ini banyak sekali, di antaranya ialah hadits al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah  bahwa Rasulullah a bersabda,
"Tidak terjadi Kiamat sebelum turun di tengah-tengah kalian Isa bin Maryam sebagai hakim yang adil, dia menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah dan melimpahlah harta sam-pai tidak seorang pun yang mau menerima." (HR. al-Bukhari III/178, dan lihat Muslim I/136).

4. Adapun pertanyaan tentang bahwa apakah ada Malaikat khusus yg mengajarkan/membisikkan kebenaran, kami belum mengetahui terdapat pada surat dan ayat berapa. Yang kami ketahui justru bahwa yang memberikan ilham adalah Allah Ta’ala, sebagaimana Allah berfirman:

 “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:10)

Adapun hadits, yang menerangkan bahwa hal ini ternyata ada sebagaimana diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Namun hadits tersebut dha’if (lemah), sebagaimana hadits ini dilemahkan oleh Syaikh Nashiruddin al-Albani.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh



 

1 komentar:

  1. Menurut Ahlussunnah wal jama´ah orang kafir TIDAK MENGAKUI Tauhid Rububiyah.

    Hanya menurut ajaran Tauhid 3 Serangkai (Tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah dan Tauhid al Asma was Sifat), mengatakan orang kafir mengakui Tauhid Rububiyah, sebab Tauhid Rububiyah melanggar kaidah Tauhid Asma Wa Sifat, ajarannya sendiri.
    https://pemudade.wordpress.com/2015/09/05/tauhid-rububiyyah-dalam-tauhid-3-bagian-melanggar-tauhid-al-asma-was-sifat/
    Sifat Allah dalam Quran yang diakui oleh orang kafir, ditahrif menjadi Sifat Rububiyah Allah. Contoh
    Allah mencipta langit dan bumi ditahrif menjadi Sifat Rububiyah, seolah2 mencipta langit dan bumi adalah seluruh Sifat Rububiyah.
    Makna zahir Robb/Rububiyah yang artinya mendidik/memelihara dengan rahmatNya justru dita´thil (dibuang)

    BalasHapus