Asslamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh,
Pertanyaan:
1. Apakah
benar, orang musyrik itu bertauhid rububiyyah? Orang-orang filsafat
mengatakan bahwa secara logika “orang kafir itu tak bertauhid sama
sekali”. Orang musyrik yang bertauhid rububiyyah itu pada zaman kini atau zaman dulu?
2. Apa dalil-dalil adanya azab kubur ? dan yang disiksa itu ruh sekaligus jasad kan?
3. Dalil tentang turunnya keluarnya dajjal dan nabi isa itu mutawatir?
4. Waktu
tadabur Qur’an, saya pernah membaca “tentang adanya malaikat yang
diutus oleh Allah untuk membisiki/mengajarkan kebenaran <hati
nurani> kepada manusia” , bagaimana tanggapan ustadz?
Jawaban
1. Tauhid Rububiyah,
Jenis tauhid ini diakui semua orang. Tidak ada umat mana pun yang menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan
untuk mengakuiNya, melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lainNya.
Sebagaimana perkataan para rasul yang difirmankan Allah ,
Berkata rasul-rasul mereka, 'Apakah ada keragu-raguan terha-dap Allah, Pencipta langit dan bumi?' " (Ibrahim: 10).
Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah Fir'aun. Namun demikian di hatinya masih tetap meyakini-Nya. Sebagaimana perkataan Musa kepadanya,
"Musa menjawab, 'Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada
yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara
langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata: dan sesungguhnya aku
mengira kamu, hai Fir`aun, seorang yang akan binasa'." (Al-Isra': 102).
Ia juga menceritakan tentang Fir'aun dan kaumnya,
"Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesom-bongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya." (An-Naml: 14).
Begitu
pula orang-orang yang mengingkarinya di zaman ini, seperti komunis.
Mereka hanya menampakkan keingkaran karena kesombongannya. Akan tetapi
pada hakikatnya, secara diam-diam batin mereka meyakini bahwa tidak ada satu makh-luk pun yang ada tanpa Pencipta, dan tidak ada satu benda pun kecuali ada yang membuatnya, dan tidak ada pengaruh apa pun kecuali pasti ada yang mempengaruhinya. Firman Allah,
"Apakah
mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan
(diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi
itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)." (Ath-Thur: 35-36).
Perhatikanlah
alam semesta ini, baik yang di atas maupun yang di bawah dengan segala
bagian-bagiannya, anda pasti mendapati semua itu menunjukkan kepada
Pembuat, Pencipta dan Pemiliknya. Maka mengingkari dalam akal dan hati
ter-hadap pencipta semua itu, sama halnya mengingkari ilmu itu sendiri
dan mencampakkannya, keduanya tidak berbeda.
Adapun pengingkaran adanya Tuhan oleh orang-orang komunis saat ini hanyalah karena kesombongan dan penolak-an terhadap hasil renungan dan pemikiran akal sehat. Siapa yang seperti ini sifatnya maka dia telah membuang akalnya dan me-ngajak orang lain untuk menertawakan dirinya.
Jadi
orang yang mengatakan bahwa orang musyrik tdk memiliki tauhid Rububiyah
tdak benar, justru mereka memiliki jenis tauhid ini, berdasarkan
dalil-dalil di atas. Baik orang-orang musyrik dahulu atau zaman
sekarang. Dan secara logika dapat dibenarkan, manakalah sebagaimana
penjelasan di atas.
Hanya
saja orang-orang Musyrik zaman dahulu tauhid Rububiyahnya lebih kuat
daripada orang-orang musyrik zaman sekarang, sebagaimana firman Allah
Ta’ala,
"Katakanlah,
'Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang
besar?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka
apakah kamu tidak bertakwa?' Katakanlah, 'Siapakah yang di tanganNya
berada keku-asaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi
tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)Nya, jika kamu
menge-tahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakan-lah, '(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?' " (Al-Mu'minun: 86-89).
Dan firman Allah Ta’ala,
Katakanlah:"Siapakah
yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang
kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati
dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan" Maka mereka
menjawab:"Allah". Maka katakanlah:"Mengapa kamu tidak bertaqwa
(kepada-Nya)?" (QS. 10:31)
Berbeda dengan orang-orang musyrik zaman sekarang, justru mereka lebih mempercayai tuhan-tuhan mereka <akal dan tokoh-tokoh mereka> selain Allah Ta’ala karena kesombongan mereka, padahal secata fitrah mereka mengakuinya.
Namun
demkian, pada hakekatnya baik orang-orang musyrik dahulu dan zaman
sekarang sama-saja. Tauhid Rububiyah yang mereka miliki tdk berguna-guna apa-apa bagi mereka. Karena mereka menafikan [meniadakan] tauhid Uluhiyah.
2. Tentang beriman kepada adzab Kubur,
Berdasarkan khabar dari rasulullah Shallallaahu ‘alahi wa sallam telah sampai secara mutawatir tentang adanya pertanyaan dua malaikat, nikmat kubur dan adzabnya. Karena itu mengimaninya adalah wajib.
Nikmat dan siksa tersebut adalah berlaku untuk ruh dan jasad sesuai dengan hubungan ruh terhadap jasad dalam kehi-dupan barzakhiyah dan hubungan ini berbeda dengan hubungan ruh terhadap jasad ketika ada dalam kehidupan dunia. Jadi hukum-hukum kehidupan barzakh ini berlaku untuk ruh, sedang-kan jasad mengikutinya, berbeda dengan kehidupan dunia.
Ber-dasarkan
hal ini dapat dipahami bahwa nikmat dan adzab kubur berlaku bagi orang
yang berhak menerimanya, baik itu dikubur maupun tidak, dimakan binatang
buas atau terbakar hingga men-jadi abu atau tenggelam di laut ataupun
yang lainnya. Sedang dalil-dalil untuk itu sangatlah banyak, antara
lain:
a) Firman Allah ,
"Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zhalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim: 27).
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari al-Bara' Ibn 'Azib dari Nabi a, beliau bersabda tentang ayat di atas:
"Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh,"
Ayat ini turun menjelaskan tentang adzab kubur; maka ditanyakan
kepadanya, 'Siapakah Rabbmu?' Dia men-jawab, 'Rabb saya adalah Allah,
dan nabi saya adalah Muhammad a
Maka itulah (makna) firman Allah, 'Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan
di akhirat'." (HR. Muslim IV/2201).
Jadi
penafsiran ayat oleh hadits tersebut menunjukkan ada-nya pertanyaan di
dalam kubur. Hal ini dijelaskan oleh dalil-dalil berikutnya.
b) Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia berkata, Nabi Allah ber-sabda,
إ"Sesungguhnya
seorang hamba jika telah diletakkan di dalam ku-burnya dan ditinggal
pergi oleh pengantarnya, sesungguhnya dia itu mendengar suara ketukan
sandalnya'. Beliau bersabda, 'Datang kepadanya dua malaikat, lalu mereka
mendudukkannya dan menanyainya, 'Apa yang engkau katakan tentang orang
ini?' Beliau bersabda, 'Adapun orang mukmin maka dia akan menjawab,
'Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan ra-sulNya.' Beliau bersabda, 'Maka dikatakan kepadanya, 'Lihatlah tempat dudukmu dari neraka, Allah telah menggantinya untukmu tempat
duduk dari surga.' Nabi Allah bersabda, 'Maka ia melihat keduanya.'
Qatadah berkata, 'Diberitakan kepada kami bahwa di dalam kuburnya akan
diperluas untuknya 70 hasta dan dipenuhi atasnya kenikmatan yang segar
sampai pada hari mereka dibang-kitkan." (HR. Muslim IV/2200, lihat Shahih al-Bukhari II/ 123).
c) Imam al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas , ia berkata,
"Rasulullah a berjalan melewati dua kuburan, maka beliau ber-sabda, 'Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan tidaklah me-reka disiksa karena perkara besar,' kemudian beliau bersabda, 'Benar, adapun yang satu maka ia telah melakukan adu domba, adapun yang lainnya karena dia tidak beristitar
dari kencingnya.' Ibnu Abbas berkata, 'Kemudian beliau mengambil batang
kayu segar dan dibelah menjadi dua, kemudian menancapkan masing-masing
di atas
kuburan tadi kemudian bersabda, 'Mudah-mudahan keduanya diringankan
(adzabnya) selama (dua batang kayu tadi) ti-dak kering'." (HR. al-Bukhari II/134).
d) Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah y, ia berkata, "Rasulullah a berdoa,
ا
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab kubur, dari adzab neraka, dan dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal." (HR. al-Bukhari II/24, dan lihat Muslim IV/ 2200).
Dalil-dalil
ini dan yang semisalnya menunjukkan, orang yang mati akan diuji di
dalam kuburnya, maka barangsiapa yang dite-tapkan imannya oleh Allah q
dan menjawab dengan benar maka diluaskan baginya di dalam kuburnya
serta diberi sebagian dari kenikmatan akhirat. Dan siapa yang menyimpang
dari kebenaran dan sesat di dalam hidupnya, maka dia tidak akan bisa
menjawab dengan benar pertanyaan kedua malaikat tersebut, sehingga ia
dipukuli dengan palu dari besi dan dijepit di dalam kuburnya serta
menerima siksaan sesuai dengan dosa-dosanya sampai da-tang Hari Kiamat
atau sampai pada waktu tertentu (terbatas).
Jadi adzab kubur itu ada dua macam:
Pertama: Terus menerus sampai Hari Kiamat yaitu untuk orang kafir dan munafik dan sebagian ahli maksiat, seperti pemberitaan Allah tentang keluarga Fir'aun:
"Kepada mereka ditampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat dikatakan kepada malaikat, 'Masuk-kanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras'." (Ghafir: 46).
Kedua: Sementara,
berlaku untuk waktu yang terbatas kemudian berhenti. Yaitu siksaan
untuk sebagian ahli maksiat yang ringan kejahatannya. Ia disiksa sesuai
dengan kejahatannya kemudian diringankan siksaan atasnya atau dihentikan
sama sekali karena maksiatnya tidak berhak menerima adzab kecuali
sebatas itu, atau karena adanya sebagian yang bisa melebur dosa sesudah
kema-tiannya seperti doa anaknya yang shalih atau sedekah jariyah yang
ditinggalkannya di dunia atau ilmunya yang dimanfaatkan. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Jadi dengan demikian, adzab kubur hakekatnya
addalah ada dan bukan hanya sekedar gambaran dan kiasan belaka. Maka
dengan demikian setiap muslim wajib mengimaninya.
3..Adapun tanda-tanda hari Kiamat diantaranya, ada shugra (kecil) dan ada yang besar (kubra). Adapun diantara tanda yg kubra (besar) adalah,
1. Keluarnya Dajjal.
Rasulullah telah memberitahukan kemunculannya dengan hadits yang banyak jumlahnya sehingga mencapai mutawatir. Para nabi telah memperingatkan umat dan kaumnya daripadanya. Sedangkan Rasulullah me-nyebutnya sebagai fitnah terbesar yang terjadi semenjak pen-ciptaan Nabi Adam hingga
Hari Kiamat. Dan di antara doa beliau adalah meminta perlindunganNya
dari fitnah Dajjal dan memerintahkan umatnya untuk berdoa seperti itu.
Di antara hadits-hadits yang memperingatkan darinya ialah apa yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik , bahwasanya Rasulullah a bersabda,
"Tidak
ada seorang nabi pun yang diutus melainkan ia memper-ingatkan umatnya
dari yang buta sebelah dan pendusta. Ingatlah, dia itu buta sebelah
matanya. Dan sesungguhnya Rabbmu (Allah) tidak buta sebelah mataNya. Dan
di antara kedua matanya tertulis 'kafir'." (HR. al-Bukhari IX/75-76, lihat Muslim IV/2248).
2. Turunnya Nabi Isa di
atas menara putih di sebelah timur Damaskus, kemudian beliau membunuh
Dajjal dan meng-ajak kepada Islam serta memberlakukan hukum Islam,
menghan-curkan salib, membunuh babi dan menghapuskan jizyah (pajak, bea cukai).
Dalil-dalil tentang hal ini banyak sekali, di antaranya ialah hadits al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah a bersabda,
"Tidak
terjadi Kiamat sebelum turun di tengah-tengah kalian Isa bin Maryam
sebagai hakim yang adil, dia menghancurkan salib, membunuh babi,
menghapuskan jizyah dan melimpahlah harta sam-pai tidak seorang pun yang
mau menerima." (HR. al-Bukhari III/178, dan lihat Muslim I/136).
4. Adapun pertanyaan tentang bahwa apakah ada Malaikat khusus yg mengajarkan/membisikkan kebenaran, kami belum
mengetahui terdapat pada surat dan ayat berapa. Yang kami ketahui
justru bahwa yang memberikan ilham adalah Allah Ta’ala, sebagaimana
Allah berfirman:
“Maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan,
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:10)
Adapun
hadits, yang menerangkan bahwa hal ini ternyata ada sebagaimana
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Namun hadits tersebut dha’if (lemah),
sebagaimana hadits ini dilemahkan oleh Syaikh Nashiruddin al-Albani.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh
Menurut Ahlussunnah wal jama´ah orang kafir TIDAK MENGAKUI Tauhid Rububiyah.
BalasHapusHanya menurut ajaran Tauhid 3 Serangkai (Tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah dan Tauhid al Asma was Sifat), mengatakan orang kafir mengakui Tauhid Rububiyah, sebab Tauhid Rububiyah melanggar kaidah Tauhid Asma Wa Sifat, ajarannya sendiri.
https://pemudade.wordpress.com/2015/09/05/tauhid-rububiyyah-dalam-tauhid-3-bagian-melanggar-tauhid-al-asma-was-sifat/
Sifat Allah dalam Quran yang diakui oleh orang kafir, ditahrif menjadi Sifat Rububiyah Allah. Contoh
Allah mencipta langit dan bumi ditahrif menjadi Sifat Rububiyah, seolah2 mencipta langit dan bumi adalah seluruh Sifat Rububiyah.
Makna zahir Robb/Rububiyah yang artinya mendidik/memelihara dengan rahmatNya justru dita´thil (dibuang)