Rabu, 23 Mei 2012

Menangislah





bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

Menangis merupakan sikap yang utama manakala yang bersangkutan melihat kelalaian pada dirinya atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk.
Menangis merupakan perbuatan yang terpuji manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada Rabb nya dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Menangis merupakan bukti yang menunjukkan ketaqwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan perasaan.
Allah memuji rasul-rasul-Nya yang suka menangis sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
.::QS Maryam 58::.
Allah SWT menggambarkan sifat kekasih-kekasih-Nya yang shalih melalui firman-Nya yang menyebutkan:
Dan mereka menyungkurkan muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
.::QS Al Israa' 109::.
Sebaliknya, Allah mencela musuh-musuh-Nya karena mereka berhati keras dan kasar melalui firman berikut:
Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini;
dan kamu menertawakan dan tidak menangis.
.::QS An Najm 59-60::.
Allah memuji kaum lainnya melalui firman berikut:
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri).
.::QS Al Mà'idah 83::.
Rasulullah SAW adalah penghulu orang-orang yang khusyu' kepada Rabb nya dan pemimpin orang-orang yang takut kepada Raja pada hari Pembalasan.
Rasulullah SAW adalah penutup para rasul.
Sesungguhnya beliau adalah orang yang selalu basah kelopak matanya, cepat lagi pemurah air matanya, lembut hatinya, sangat peka perasaannya dan sangat penyayang.
Air matanya keluar dengan tulus dan suci serta suara isakannya terdengar penuh dengan rasa khusyu' dan taat.
Tangisannya meninggalkan bekas pendidikan yang mendalam dihati para sahabatnya yang menggugah mereka untuk mengikuti jejaknya dengan baik, lebih dari pengaruh yang ditinggalkan oleh khutbah yang fasih dan nasehat manapun yang menyentuh.
Rasulullah SAW menangis saat membaca Al Qur'an.
Sesungguhnya pernah pada suatu malam dalam qiyamnya beliau membaca firman berikut berulang-ulang dengan air mata yang bercucuran:
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesunguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau; dan jika Engkau mengampuni mereka, serungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
.::QS Al Mà'idah 118::.
Dan sebagian besar malam harinya dipenuhi oleh tangisannya.
Beliau menangis saat mendengarkan bacaan Al Qur'an.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda kepada sahabat 'Abdullah bin Mas'ud ra:
"Bacakanlah Al Qur'an untukku!"
Ibnu Mas'ud menjawab:
"Bagaimana aku akan membacakan Al Qur'an untukmu, padahal Al Qur'an diturunkan kepadamu?"
Rasulullah SAW menjawab:
"Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari selainku"
Ibnu Mas'ud ra pun membaca permulaan surat An Nisaa' sampai pada firman-Nya:
Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)?
.::QS An Nisaa' 41::.
Maka Rasulullah SAW bersabda:
"Cukuplah bacaanmu sampai disini!"
Ketika kulihat, ternyata kedua mata beliau mencucurkan air matanya.
.::Hadits diketengahkan oleh Bukhari 4582, 5055, dan Muslim 800 melalui 'Abdullah bin Mas'ud ra::.
Rasulullah SAW selalu khusyu' saat mendengarkan Al Qur'an.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa pada suatu malam beliau mendengarkan bacaan Al Qur'an yang dilakukan oleh Abu Musa Al Asy'ari, kemudian pada pagi harinya beliau bersabda kepadanya:
"Seandainya engkau melihatku tadi malam saat mendengarkan bacaan Al Qur'anmu (tentulah engkau kagum);
sesungguhnya engkau telah dianugerahi suara bulu perindu seperti suara Dawud."
.::Hadits diketengahkan oleh Bukhari 5048 dan Muslim 793 melalui Abu Musa::.
Abu Musa pun berkata:
"Seandainya aku mengetahui bahwa engkau mendengarkan bacaanku, tentulah aku akan lebih memperindah lagi suaraku untukmu"
yakni niscaya aku akan membaguskan dan memerdukan suaraku lebih dari itu.
.::Tambahan ini diketengahkan oleh Al Baihqi dalam "Sunanul Kubra" 4484, 208421 dan "Syu'abul Iman" 2604::.
'Abdullah bin Syikhkhir ra telah meriwayatkan dalam sebuah hadits shahih:
"Aku masuk menemui Rasulullah SAW yang saat itu sedang shalat, sedang dari dalam dadanya terdengar suara gemuruh seperti gemuruh panci saat mendidih karena suara tangisannya."
Rasulullah SAW menghadiri pemakaman jenazah putrinya, Zainab dan beliau duduk di pinggir kuburan, sedang kedua matanya mengeluarkan air mata karena ngeri melihat pemandangan yang disaksikannya, teringat akan kesudahan yang akan dialami oleh setiap orang dan memikirkan kesudahan yang bakal dialami oleh semuanya.
Para sahabat menyaksikan pemandangan yang berkesan lagi penuh pelajaran ini dari Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW memberitakan keutamaan menangis karena takut kepada Allah.
Untuk itu, beliau menceritakan perihal tujuh macam orang yang berada dalam naungan Allah pada hari tiada naungan, kecuali hanya naungan-Nya;
antara lain Beliau SAW menyebutkan:
"Dan seorang yang mengingat Allah dalam kesendiriannya, lalu bercucuranlah air matanya"
.::Hadits diketengahkan oleh Bukhari 660, 1423, 6806 dan Muslim 1031 melalui Abi Hurairah ra::.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Beliau SAW pernah bersabda:
"Ada dua macam mata yang sama sekali tidak akan disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang semalaman berjaga-jaga dijalan Allah"
.::Hadits diketengahkan oleh Tirmidzi 1639 dan Al Baihaqi dalam "Syu'abul Iman" 796 melalui Ibnu 'Abbas ra::.
Tangisan yang dianjurkan oleh syari'at adalah tangisan karena takut kepada Allah, teringat akan hari menghadap dan berdiri di hadapan-Nya, dan memikirkan ayat-ayat syari'at-Nya dan yang terdapat pada semesta alam.
Tangisan merupakan pertanda kesetiaan dan termasuk amalan para wali yang utama, terlebih lagi bila karena menyesali kedurhakaan yang telah dilakukan, saat melalaikan suatu ketaatan, takut karena azab, kasih sayang karena musibah, kelembutan saat mendengarkan nasehat dan karena takut saat bertafakkur.
Akan tetapi, menangis karena dunia bukan hal yang terpuji, karena dunia terlalu kecil dan terlalu murah untuk ditangisi dan lagi dunia bukan suatu hal yang patut untuk ditangisi.
Tangisan Rasulullah adalah tangisan paling mulia dan paling utama, karena menunjukkan keyakinan akan kebesaran Allah dan rasa takut yang sangat akan keagungan-Nya serta membuktikan kebenaran ma'rifatnya dan pengetahuannya yang baik tentang segala kesudahan.
Semua amal perbuatan Rasulullah berada di atas kedudukan yang tertinggi di antara semua amal perbuatan dan keadaan yang paling puncak dari semuanya.
Rasulullah SAW bukanlah orang yang suka mengeluh lagi tergesa-gesa, yang mudah menyesal karena terlewatkan dari bagian duniawi, dan putus asa karena kehilangan mata pencaharian yang rendah.
Beliau bukan pula seorang yang angkuh, sombong lagi keras hati yang tidak dapat terpengaruh oleh adegan-adegan yang menyentuh hati dan tidak tergerak oleh keadaan-keadaan yang kritis.
Bahkan tangisan beliau, penyesalan dan kekecewaannya hanyalah karena ingin meraih ridha Rabb nya semata.
Dan adalah senyum, tawa dan kegembiraannya hanyalah karena berada dalam ketaatan kepada Khaliqnya.
Pada garis besarnya, setiap pekerti diantara pekerti yang mulia dan setiap sifat diantara sifat yang utama, diri beliau merupakan teladan yang tertinggi dan contoh yang terbaik:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.
.::QS Al Ahzaab 21::.
Sesungguhnya para sahabatnya sering melihatnya diatas mimbar, sedang air matanya mengucur deras; isakannya terdengar keras dan dari dadanya terdengar suara gemuruh karena tangisannya. Pada saat itu juga seluruh mesjid dipenuhi dengan tangisan dan air mata.
Masing-masing orang yang ada didalamnya menundukkan kepalanya membiarkan ungkapan diwakili oleh matanya masing-masing di hadapan pemandangan yang tak dapat dihapus oleh masa dan tidak akan terlupakan oleh zaman.
Ya Allah, seperti inilah Muhammad Rasulullah SAW menangis dihadapan manusia;
seperti inilah mengucur air matanya dan kelopak matanya basah oleh airmatanya, padahal beliau adalah orang yang paling mengenal Allah, paling mengetahui wahyu dan paling mengetahui kesudahan yang bakal dialami.
Tangisan Beliau SAW muncul dari dalam kalbu yang dipenuhi dengan rasa takut kepada Allah dan dari dalam jiwa yang dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah, sehingga air matanya seakan-akan hampir berbicara sendiri kepada manusia dan hampir saja tangisannya jauh lebih berkesan dan lebih menyentuh ketimbang nasehat yang dilakukan oleh siapapun dan lebih fasih ketimbang semua kalimat yang diungkapkan oleh siapapun.
Sesungguhnya engkau lebih sayang daripada air mataku kepada penglihatanju maka sejak hari ini semua yang disayangi sesudahmu adalah hal yang tiada artinya lagi.
SEMOGA BERMANFAAT....?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar